Yayasan Pembangunan Kesejahteraan Masyarakat Papua

Beranda>Cerita Dari Lapangan>Waspada Bahaya Tersembunyi Dibalik Minuman Serbuk Manis Instan dan ‘Susu’

Waspada Bahaya Tersembunyi Dibalik Minuman Serbuk Manis Instan dan ‘Susu’

Bahaya Minuman Serbuk
Anak-anak Kampung Idakotu, Distrik Kamuu, Dogiyai mengonsumsi manisan berwarna dan makanan ringan yang dibeli di kios.

“Data survei terbaru Yapkema mengungkap fakta yang mengkhawatirkan di Kabupaten Dogiyai, Deiyai, dan Paniai. Sebuah kebiasaan berbahaya, yaitu mencampur minuman serbuk instan berenergi (seperti Extra Joss atau Kuku Bima) dengan krimer kental manis ini justru paling banyak dikonsumsi oleh kalangan pelajar SMA, bahkan melebihi orang tua. Jauh dari sekadar minuman manis, kebiasaan yang dianggap lazim ini adalah “bom waktu” kesehatan yang menanam risiko obesitas dan diabetes tipe 2 di usia muda, mengancam masa depan generasi muda Suku Mee.”

“Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.” Kutipan klasik ini sering kita dengar, namun sering kali terabaikan dalam rutinitas harian. Kita sadar bahwa kesehatan adalah fondasi segalanya, penentu apakah kita bisa menjalani hari dengan semangat atau justru terpuruk dalam sakit. Kita juga mafhum, “sehat itu mahal,” sebuah harga yang baru terasa nilainya ketika tubuh mulai remuk dan rewel. Ironisnya, di tengah kesadaran ini, banyak dari kita—termasuk generasi muda—masih mempertahankan kebiasaan yang perlahan menggerogoti kesehatan. Menjaga pola makan, berolahraga, dan istirahat adalah investasi jangka panjang, yang dampaknya mungkin tidak terasa hari ini, namun pasti akan menagih di masa depan. Artikel ini bukan sekadar cerminan, melainkan pukulan sadar bagi kita semua, sebuah teguran agar kita tidak lagi bertahan pada hal-hal yang memperburuk kondisi tubuh.

Kami akan mengupas tuntas sebuah kebiasaan konsumsi yang mengkhawatirkan di sebagian masyarakat Suku Mee, khususnya di kalangan pelajar dan orang tua di Kabupaten Dogiyai, Deiyai, dan Paniai. Kebiasaan mengonsumsi minuman serbuk instan dengan campuran “Susu” secara berlebihan ini, adalah “bom waktu” yang harus segera dihentikan.

Baca Juga : Mama-Mama Kelola Kebun: Tradisi Yang Melekat Hidup

Minuman Serbuk Instan: Solusi Cepat, Risiko Berat

Minuman serbuk instan adalah simbol kemudahan. Tinggal larutkan, aduk, dan minum. Daya simpannya yang panjang membuatnya mudah dijumpai, dari kota besar hingga pelosok desa, bahkan telah merasuk hingga perkampungan. Jenis minuman seperti Kuku Bima, Extra Joss, Teh Jus, Jas Jus, dan sejenisnya, memang dirancang sebagai suplemen penambah stamina bagi orang dewasa. Namun, bahaya muncul ketika minuman berenergi ini dicampurkan dengan susu, menciptakan apa yang populer disebut “Kuku Bima Susu” atau “Extra Joss Susu.” Campuran ini, yang menghasilkan rasa manis gurih yang adiktif, adalah praktik yang merusak nutrisi susu itu sendiri dan berisiko tinggi bagi tubuh, serta minuman serbuk instan lainnya yang dicampur dengan “susu”.

Perlu diperhatikan bahwa “susu” yang dimaksud pada minuman-minuman ini bukanlah susu sapi murni, melainkan hanyalah krimer kental manis yang penuh dengan gula dan bahkan tidak memiliki kandungan susu sama sekali.

Baca : Bukan Pelengkap Gizi, Penulisan SKM diganti Krimer Kental Manis.

Data Mengkhawatirkan: Pelajar sebagai Konsumen Utama

Argumen ini didukung oleh data survei kuisioner yang dilakukan oleh Yapkema pada April-Mei 2025 di Dogiyai, Deiyai, dan Paniai. Hasil survei ini menunjukkan fakta yang
mengejutkan: pelajar SMA menjadi konsumen paling rentan dan aktif dibandingkan
orang tua.

Tabel Kebiasaan Masyarakat Konsumsi Minuman Serbuk Instan Campur 'Susu' (Hasil Survei Yapkema)
Tabel Kebiasaan Masyarakat Konsumsi Minuman Serbuk Instan Campur 'Susu' (Hasil Survei Yapkema)

Di Kabupaten Dogiyai, dari 40 orang tua yang disurvei, hanya 15 orang yang terbiasa mengonsumsi campuran ini. Sementara itu, di tingkat SMA, 52 pelajar sudah terbiasa, di mana 27 di antaranya adalah konsumen aktif. Situasi serupa terjadi di Deiyai. Dari 40 orang tua, hanya 3 yang terbiasa mengonsumsi, namun di kalangan pelajar, dari 21 orang yang disurvei, tidak ada satu pun yang mengaku tidak pernah mengonsumsi. Artinya, kebiasaan ini sudah hampir merata di kalangan remaja Deiyai. Di Paniai, pola konsumsi cenderung tinggi dan merata, di mana 15 dari 21 orang tua mengaku sering mengonsumsi, dan 26 dari 39 pelajar juga paling sering menjadi konsumen. Data ini adalah sinyal bahaya bahwa generasi muda kita sedang terekspos pada risiko kesehatan yang besar akibat kebiasaan yang salah ini.

“Bom Waktu” di Dalam Tubuh: Risiko Kesehatan Jangka Panjang

Mencampur minuman serbuk instan, seperti Kuku Bima dan Extra Joss (yang sudah mengandung pemanis dan zat aditif), dengan “susu” (yang mengandung tinggi gula) akan melipatgandakan risiko kesehatan, terutama bila dikonsumsi berlebihan. Risiko utama adalah kelebihan asupan gula. Kombinasi ini menghasilkan lonjakan gula darah yang drastis, menjadikannya jalur cepat menuju obesitas dan penyakit kronis seperti diabetes melitus tipe 2 dalam jangka panjang.

 

Dua anak di Kampung Ekemanida, Distrik Kamuu, Dogiyai, sedang berbagi minuman serbuk manis (jasjus) di sela-sela kegiatan bermain bola sore hari. (Dok. Yapkema)

Jika kebiasaan ini melekat pada anak-anak atau pelajar, kerusakan tubuh akan terjadi lebih cepat dan lebih parah. Kelebihan gula yang kronis dan gangguan pencernaan akan menghambat perkembangan dan pertumbuhan tubuh, mengganggu penyerapan nutrisi esensial, dan pada akhirnya, akan memengaruhi kualitas hidup dan masa depan mereka. Perlu ditekankan, minuman penambah stamina seperti ini hanya direkomendasikan untuk orang dewasa (di atas 20 tahun) dan tidak boleh dicampur dengan “susu”, apalagi untuk ibu hamil atau anak-anak di bawah umur tersebut.

Panggilan untuk Bertindak

Kesehatan adalah harta yang tidak ternilai, dan kita tidak bisa terus membiarkan kebiasaan manis yang mematikan ini berlanjut. Untuk orang dewasa yang terpaksa mengonsumsi minuman serbuk instan, pastikan untuk tidak mencampurnya dengan “susu” dan batasi konsumsi agar tidak berlebihan. Bagi orang tua dan komunitas, jadilah teladan! Awasi dan berikan edukasi yang benar kepada anak-anak dan remaja. Bagi para pelajar, pilih minuman yang benar-benar menyehatkan seperti air putih, air mineral, atau susu murni tanpa campuran. Jadikan data ini sebagai teguran keras. Hentikan kebiasaan yang mengancam kesehatan ini, karena menjaga tubuh adalah kunci utama untuk meraih masa depan yang kuat dan sehat.

Oleh : Agustina Doo/Yapkema

Bagikan Artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *