
“Kenapa tindakan hukum terhadap orang-orang mabuk begitu cepat dan seringkali beringas, sementara tindakan terhadap penjual miras dan pemilik judi togel selalu nihil?”
Di Papua Tengah, khususnya di kawasan Samabusa, Nabire, perjudian togel telah menjadi bagian sehari-hari kehidupan masyarakat, termasuk di kalangan anak-anak muda usia produktif. Saya yang lahir dan besar di kawasan ini tahu persis bagaimana kondisi ini telah menimbulkan berbagai dampak buruk bagi masyarakat terutama anak-anak.
Masyarakat suku Dani di Samabusa adalah yang paling terdampak dari praktik pertogelan yang seringkali berada di satu lokasi dengan aktivitas perdagangan seks oleh pekerja seks (PS). Situasi membuat mereka, khususnya pemuda-pemuda, bergantung pada togel, judi, dan roleks, sampai mengabaikan pekerjaan, keluarga, dan tanggung jawab lainnya.
Kondisi ini sudah sangat memperihatinkan karena telah menyebabkan mereka enggan mengurus kehidupan keluarga, anak dan istrinya sendiri. Pekerjaan di rumah tangga menjadi beban istri atau ibunya seorang diri. Padahal seharusnya lelaki harus turut menjadi tulang punggung keluarga, menanggung pekerjaan rumah tangga, cari uang, pekerjaan fisik lainnya, termasuk mengurus anak bersama-sama.
Apalagi sebagai seorang orang ayah, maka tanggung jawab utamanya adalah menafkahi keluarga dan mendidik anak agar memperoleh masa depan lebih baik. Namun hal itu tidak bisa terjadi akibat penyakit ‘mabuk’ togel yang semakin akut.
Baca Juga : Fenomena Miras di Enarotali Sudah Mengancam Hubungan Sosial
Mereka, para pemain togel ini, seringkali menghabiskan banyak uang untuk membeli tiket togel sampai mengorbankan pendidikan anak serta kebutuhan rumah tangga. Mereka menjadi ketagihan dan ketergantungan pada permainan togel sehingga kehilangan fokus pada tujuan hidupnya. Bahkan menjadikan togel sebagai pekerjaan utama yang dilakukan secara rutin dan giat.
Aksi Langsung, satu-satunya jalan
Melihat kondisi yang semakin miris ini, saya dan sejumlah anak-anak muda peduli, mulai melakukan pemetaan, pengamatan, dan pendataan secara menyeluruh.
Pada tahun 2023 anak-anak muda mulai melakukan uji coba menutup aktivitas pertogelan 3 agen di Samabusa. Dalam aksi tersebut kami diancam, diintimidasi oleh oknum-oknum yang membentengi para pemilik togel. Tapi, pada kesempatan itu, kami berhasil menutup tiga tempat togel itu.
Lalu pada tahun 2024 terpantau ada 2 agen membuka pasaran togel dan roleks di depan Jalan umum. Tempat itu langsung menjadi tempat bermain masyarakat, bahkan anak-anak muda usia sekolah. Masyarakat yang terlibat ini makin lama makin banyak dari tahun sebelumnya.

Kami masih tetap mengamati pola tersebut. Dan kami tidak bisa membiarkan kondisi ini terus berlangsung. Masa depan generasi Papua dipertaruhkan
Selanjutnya, kami mencoba lakukan aksi berantas togel kembali di tahun 2025 ini. Aksi yang ke-5 kali ini kami juga mengalami intimidasi oleh penjual togel. Dia mengatakan hanya akan menutup aktivitas togelnya jika ada perintah polres. Respons itu memunculkan perdebatan panjang hingga berujung keributan.
Sebagai jurnalis warga freelance untuk sebuah media non mainstream di luar Papua, saya pun menulis berita soal itu. Namun setelah berita itu tayang di kanal media tersebut, sore harinya saya langsung mendapat telepon dari pihak polres yang meminta saya melakukan klarifikasi pemberitaan.
Saya mengambil kesempatan itu untuk mendesak agar polres memanggil oknum penjual togel tersebut. Singkat cerita saya kemudian dipanggil oleh polres akibat pemberitaan tersebut. Karena tidak merasa melakukan kesalahan dan saya bertanggung jawab atas apa yang tuliskan, lalu saya hadir ke Polres Nabire. Waktu itu sesama rekan kerja ikut mendampingi saya. Saya diarahkan ke Kasatreskrim untuk memberikan keterangan.
Selanjutnya saya memberikan penjelasan terkait peristiwa aksi penutupan togel secara langsung yang kami lakukan. Apa adanya. Usai diperiksa, saya diarahkan ke Kapidum untuk melakukan penandatanganan pernyataan. Saya mengira cukup sampai penandatanganan surat pernyataan, namun rupanya pihak polres mendesak agar saya membuat video klarifikasi singkat.
Saya ingat betul teksnya yang disiapkan oleh polres dan saya diarahkan untuk tinggal membaca dan mereka merekam saya. Saya ikuti saja semua proses itu dengan pertimbangan bahwa yang terpenting hasilnya adalah penegakan hukum terhadap aktivitas togel di kawasan kami.
Baca juga : Anak-anak Pengungsian, Dalam Sebungkus Rokok dan Mie Instan Mentah
Usai pembacaan klarifikasi, saya diberi peringatan agar tidak mengulangi pemberitaan yang mengaitkan polres. Di saat yang sama saya juga meminta ketegasan polres untuk mengambil tindakan menutup dan memberantas togel. Di hadapan polres saya berjanji bahwa jika ada oknum-oknum yang mencoba melindungi aktivitas pertogelan maka saya akan bertindak tegas dan membongkar kejahatan itu.
Belakangan saya mendapatkan laporan dari lapangan bahwa agen-agen togel sudah melakukan penutupan dan tak beroperasi lagi di kawasan kami. Saya menunduk dan berdoa, semua ini dapat terjadi atas bantuan Tuhan.
Pertogelan jelas ilegal, tapi kenapa tidak diberantas?
Di Negara Kesatuan Republik Indonesia, togel adalah bagian dari aktivitas perjudian yang ilegal dan diatur dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian. Pasal 303 KUHP juga melarang perjudian dengan ancaman hukuman penjara.
Penegakan hukum yang lemah dan kurangnya sumber daya menjadi salah satu penyebab perjudian togel marak di Samabusa. Jaringan yang kuat dari sindikat perjudian dan korupsi di kalangan aparat penegak hukum juga menjadi faktor penghambat.
Anak-anak muda yang tumbuh dalam lingkungan perjudian togel seringkali kehilangan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dan pendidikannya. Mereka terjebak dalam siklus ketergantungan pada togel dan kehilangan fokus pada tujuan hidupnya.
Sebagai anak muda di Samabusa, kami harus mengambil bagian dan bertanggung jawab untuk melakukan upaya pemberantasan perjudian togel ini melalui tindakan pencegahan dengan gerakan literasi, diskusi, dan pendekatan gereja. Selain itu kami juga melakukan aksi langsung penutupan tempat-tempat perjudian togel itu.
Jika perjudian togel tidak diberantas secara efektif dan terus menerus, maka masa depan generasi muda Papua akan sangat terancam. Mereka akan terus terjebak dalam siklus ketergantungan pada togel dan kehilangan kesempatan untuk mencapai tujuan hidupnya.
Untuk itu, sebagai pertanggungjawaban moral kita harus bertindak menolong masyarakat kita sendiri yang buta akan buruk dari togel ini. Tanpa togel orang tua dapat kembali fokus mengurus anak-anak mereka untuk tumbuh lebih baik, mendidiknya, bersekolah agar mengejar impiannya.
Anak-anak adalah masa depan Papua. Jadilah teladan. Putus rantai yang menghancurkan diri sendiri demi anak-anak Papua yang hebat dan berhati mulia.
Oleh : Mis Murib/Yapkema