Yayasan Pembangunan Kesejahteraan Masyarakat Papua

Beranda>Cerita Dari Lapangan>Fenomena Miras di Enarotali Sudah Mengancam Hubungan Sosial

Fenomena Miras di Enarotali Sudah Mengancam Hubungan Sosial

Aktivitas warga di Pasar Enarotali, Paniai. (Dok. HD/Yapkema)
Aktivitas warga di Pasar Enarotali, Paniai. (Dok. HD/Yapkema)
“Saat itu, Mama Suster Mote yang ikut menonton latihan, kebetulan ada di dekat kedua orang mabuk itu. Ia mencoba menegur kedua orang itu. Namun yang terjadi malah orang mabuk itu menampar Mama Suster.”

‎Minuman keras (miras) sudah menjadi masalah serius yang mengganggu aktivitas sosial di Enarotali, Paniai. Konsumsi miras berlebihan sudah menimbulkan berbagai masalah sosial dan mengganggu kehidupan masyarakat.

Waktu itu 5 Agustus 2025, ‎saya bergegas dari Enarotali menuju Timida menggunakan sepeda motor untuk mengikuti latihan lagu di Gereja St. Maria Timida. Latihan lagu itu untuk persiapan perlombaan vocal group tingkat misdinar di Paroki Salib Suci Madi.

‎Setibanya di Gereja St. Maria Timida, beberapa adik, pembina dan pemuda sudah mulai latihan lagu diiringi petikan gitar dan bas di halaman gereja.

‎Saya memarkir motor lalu segera bergabung. Saat proses latihan berlangsung, tak berapa lama ada datang seorang mabuk, disusul dua orang lainnya. Orang mabuk pertama datang membuat keributan sambil pegang tongkat sembari menuduh seorang adik laki-laki yang bermain gitar dalam pelatihan itu telah mencuri hpnya, yang hilang saat dia duduk minum-minum bersama teman-temannya.

Anak-anak muda melakukan latihan lagu persiapan lomba vocal group di Paroki Salib Suci Madi (Dok. Jhon)

Kami berhenti sejenak, adik laki-laki yang dituduh itu bilang bahwa dia tidak mengambil hp itu. Dia juga bilang tidak tahu menahu dimana tempat mereka minum mabuk. Kemudian orang mabuk tersebut diantar pergi oleh beberapa pemuda dalam kondisi ribut.

‎Lalu kami melanjutkan latihan. Tapi beberapa menit kemudian dua orang mabuk lainnya datang sambil buat keributan lagi ditempat latihan itu. Kami jadi terpaksa berhenti latihan dan menonton aksi-aksi mereka di depan kami.

‎Saat itu, Mama Suster Mote yang ikut menonton latihan, kebetulan ada di dekat kedua orang mabuk itu. Ia mencoba menegur kedua orang itu. Namun yang terjadi malah orang mabuk itu menampar Mama Suster.

Sekelompok pemuda di tempat itu tidak terima perlakuan tersebut. Mereka lalu mengeroyok orang mabuk itu sampai wajahnya babak belur. Saya coba menahan para pemuda yang memukuli orang mabuk itu. Lalu saya antar dia pulang ke rumahnya dalam kondisi berdarah di seluruh wajah.

‎Setelah mengantarnya saya kembali ke gereja, tetapi ternyata latihan tidak dilanjutkan akibat dinamika situasi keributan tadi. Latihan ditunda esok harinya.

Baca Juga : Jalan Trans Nabire – Intan Jaya Terputus Akibat Longsor

Fenomena yang saya ceritakan di atas hanyalah contoh dari maraknya orang mabuk yang mengganggu aktivitas masyarakat. Gangguan-gangguan itu misalnya terjadi di dalam Pasar Enarotali, bahkan pemalangan di jalan untuk minta uang. Ada juga kejadian baku pukul antara orang mabuk sendiri di depan halaman Polres Paniai, Distrik Paniai Timur dan di lapangan Karel Gobai demi uang porter yang didapat dari sopir lintas Deiyai, Dogiyai dan Nabire.

‎Di Paniai fenomena kasus keributan akibat miras dan perjudian meningkat. Bahkan, seringkali konflik sosial dipicu oleh konsumsi miras. Pemerintah daerah dan Polres Paniai perlu ada langkah-langka strategis sesuai kebijakan dan profesinya untuk mengatasi hal ini.

Pemerintah kabupaten sedianya bisa mengundang kepala-kepala suku besar Paniai lalu membuat adat secara terbuka di lapangan Karel Gobai. Demikian juga Kepolisian Resort Paniai yang seharusnya dapat membantu menjaga keamanan warga dengan memastikan tutupnya tempat dagang miras dan tempat masuknya miras.

Bila perlu pelaku dagang miras ditahan sebagai efek jera dan dikenakan pasal sesuai hukum yang berlaku. Saya yakin Paniai akan aman dan aktivitas sosial berjalan lancar ketika peredaram miras dihentikan.

Oleh : Jhoni/Yapkema

Bagikan Artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *