
Yapkema.id – Jalan Trans Nabire – Intan Jaya di Kilometer 139 mengalami putus total pada malam 17 Agustus, karena aspal serta tanah penopang badan jalan tersebut terkikis dan amblas, yang diakibatkan oleh longsor.
Sementara di kiri kanannya, masih dipenuhi tanah, bebatuan, kayu serta material lain dari lereng yang runtuh dan jatuh menutupi serta merusak sebagian besar badan jalan.
Longsoran yang terjadi adalah susulan, dan salah satu mobil avanza yang diparkir di ujung badan jalan ikut terbawa oleh longsor susulan dan tertimbun. Tak ada korban, kecuali kerugian material berupa mobil.
Sampai dengan hari ini, 19 Agustus 2025, setiap mobil dan motor yang hendak melintas tidak bisa tembus lewat. Pilihannya adalah kembali putar balik, atau estafet berkendaraan dengan menyeberang berjalan kaki melewati titik longsor.
Dampak dari longsor ini, jalur mobilitas transportasi untuk distribusi barang dan jasa macet total. Pergerakan logistik terhambat, dan rantai pasokan berbagai kebutuhan di tiga kabupaten di atas terputus. Sehingga aktivitas perekomomian masyarakat, pelayanan publik, menjadi pincang.
Sejak beberapa hari, pasokan Bama, BBM, serta berbagai kebutuhan lain yang biasanya dipasok dari Nabire ke tiga kabupaten menipis. PLTD di Deiyai yang menyuplai aliran listrik di tiga kabupaten pun harus rutin melakukan pemadaman listrik, harga barang-barang kios naik, aktivitas pelayanan publik di kantor-kantor macet karena listrik mati.
Ini masalah serius. Para pihak berwenang seperti DPUPR atau BPBD harus segera melakukan tindakan darurat, seperti mendatangkan alat berat, dan mencari jalur alternatif. Disusul dengan proses rehabilitasi dan rekonstruksi yang terukur dan berjangka panjang.
Oleh : YAPKEMA