Green Bean (biji hijau) Kopi Arabika Deiyai dan Dogiyai dinobatkan sebagai juara satu dan juara dua pada penghargaan The Best Coffee of The Year di Jakarta Coffee Week 2018, yang berlangsung 28-30 September lalu di Jakarta.
Kedua jenis kopi tersebut berasal dari dataran tinggi wilayah Meepago, diproses oleh Unit Pengolahan Hasil (UPH) Papua Enauto Coffee yang didirikan oleh Yayasan Pengembangan Kesejahteraan Masyarakat (Yapkema).
Penilaian dilalakuan oleh para ahli kopi tingkat internasional dan nasional, dengan melihat proses pasca panen yang menghasilkan kopi siap minum.
Kopi Deiyai meraih juara satu atas kategori “Honey Process”. Sementara kopi Dogiyai meraih juara dua atas kategori Natural Process dan Semi Washed.
“Kami mendapatkan juara berdasarkan penilaian yang baru yaitu proses pasca panen biji hijau ,” kata Direktur Yapkema yang juga pendiri Enauto, Hanok Herison Pigai kepada Jubi, melalui selulernya, Senin (1/10/2018).
Pigai menjelaskan, ahli kopi dari Australia dan Indonesia melakukan penilaian terhadap kopi yang dibawa oleh 14 petani mewakili daerah masing-masing se-Indonesia. Biji kopi tersebut lalu disangrai dan dicium aroma yang dihasilkan, setelah itu baru diseduh (cupping).
Pigai menjelaskan UPH Enauto miliknya telah menerapkan pendekatan baru dalam pengolahan kopi pasca panen, sehingga dapat memenangkan kompetisi tahunan yang dimulai tiga tahun lalu itu.
“Empat proses pasca panen kopi arabika sudah kami terapkan dan juga memberikan pelatihan kepada petani-petani. Proses itu meliputi: natural, honey, semi washed dan full washed,” ungkapnya.
Pigai yakin kedepan permintaan pasar terhadap produk kopinya akan tinggi, apalagi setelah dinobatkan menjadi juara di kategori kopi specialty.
“Saya mewakili petani kopi lokal lainnya, merasa bangga bisa hadir di festival kopi Indonesia untuk merepresentasikan kopi dan budaya Papua,” ucapnya.
Sebelumnya, dilansir bisnis.com (18/9) Direktur Eksekutif Sustainable Coffee Platform Indonesia (Scopi) Veronica Herlina, mengatakan Jacoweek 2018 akan sangat membantu para petani untuk dapat bersemangat menanam.
“Kami berharap, dengan mereka ikut Jacoweek nanti pulang kampung bisa bersemangat untuk menanam, dan bisa tahu besarnya pasar yang mereka miliki,” katanya.
Scopi, sebagai penggagas Jacoweek itu, menurut Veronica dalam satu tahun telah memberikan pelatihan kepada 84.000 lebih dari total sekitar 2 juta petani kopi seluruh Indonesia.(tabloidjubi.com)